My Fulbright Journey - Part 2



"We are pleased to inform you that AMINEF selection committee has finished their review on Fulbright Master's Degree Program applications, and would like to consider you for an interview which is scheduled on Friday, July 11, 2014 in Makassar."

Jumat berkah :D

Setelah menerima email itu, saya tidak henti-hentinya online dan membaca pengalaman interview para Fulbrighter sebelumnya. Saran saya adalah persiapkan list pertanyaan yang mungkin ditanyakan dan berlatihlah menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Apalagi ya, wawancaranya dalam bahasa Inggris, harus lancar dan PD dong menjawabnya. Jadi silahkan membuka link beberapa blog yang telah saya post pada artikel sebelumnya ya. Saya tidak akan memberitahu apa yang harus Anda jawab untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut, karena tiap-tiap individu *pasti* akan memiliki jawaban yang berbeda-beda. Para pewawancara akan tau kok, kalau jawabanmu tidak dari lubuk hati yang paling dalam. Hehe... Kalau saya sering membaca di blog Fulbrighter saran 'Just be yourself', ya karena itu betul sekali. Saya merasakannya sendiri ketika diwawancara. Ketika kita menjadi diri sendiri, wawancaranya jadi mengalir lancar dan tak terasa waktu telah habis. Sama sekali tidak merasa 'diwawancara' tetapi lebih ke diskusi atau perbincangan biasa saja~

My Fulbright Journey - Part 1



This post is dedicated to my lecturer, mentor, boss Ibu Dr. Etty Bazergan
I won't let you down...


Terkadang kita terlalu fokus mencari sebuah jalan yang akan mengantarkan kita ke tempat yang kita inginkan. Saking fokusnya kita malah lupa, kalau ada banyak jalan lain yang bisa kita tempuh untuk mencapai tujuan tersebut. I made that mistake in 2013, ketika setelah saya lulus S1 pada bulan Maret dan hanya mendaftarkan diri di satu beasiswa untuk berkuliah di Australia yakni the Australian Development Scholarship (sekarang Australia Awards Scholarship).

Sejak saya kembali dari Australia pada tahun 2001, saya selalu bercita-cita untuk kembali ke Australia. Ayah saya memperoleh beasiswa ADS untuk berkuliah di University of Adelaide dan membawa saya beserta ibu untuk tinggal di Australia selama 3 tahun. Mungkin karena Australia, khususnya Adelaide, sangat berkesan di hati saya sehingga saya menetapkan Australia sebagai tempat tujuan saya untuk kuliah S2. Tak pernah negara lain. Ya, cinta itu memang buta...