Setelah tes TOEFL iBT dan GRE
(waktu itu tes yang saya ikuti dua-duanya diadakan pada bulan Oktober) maka
Anda akan menunggu untuk final Submission Plan Anda. Submission plan di sini
adalah list universitas yang disarankan oleh IIE untuk Anda daftari. Ingat kan penjelasan
saya mengenai memilih universitas di Part 3? Waktu itu saya menerima final listnya
pada bulan November. Ternyata, pilihan pertama saya yaitu Middlebury College
diganti menjadi Indiana University of Pennsylvania. Mungkin karena program
studi TESOL di universitas ini kurang kuat, walaupun Middlebury College
merupakan private university yang cukup terkenal dalam bidang International Studies. It just proves that the popularity
of a university does not guarantee the quality of your particular program of
study. So make sure you do a detailed research of the study program in each
university of your preference. Gimanaa gitu kalau ternyata setelah direview
oleh IIE gak ada satupun pilihan kita yang disetujui. Hehe. Saya bersyukur
karena tiga pilihan lain saya berhasil disetujui oleh IIE. Biasanya kita akan
diberi waktu sehari untuk memikirkan urutan universitas kita. Jadi sebenarnya
ini lumayan mirip SNMPTN (Call it whatever you want, you know what I mean.
Hehe), dimana kita harus mengurutkan pilihan kita.
Oh ya, dalam submission plan itu kita juga dapat melihat komentar IIE terhadap pilihan universitas kita serta universitas yang mereka sarankan jika memang terdapat perubahan. Contohnya pada submission plan saya terdapat komentar sebagai berikut:
Institution : Georgia State University
School Specific Comments : Student choice, good fit
Institution : Indiana University of Pennsylvania
School Specific Comments : Strong program, cost sharing available
Institution : Iowa State University of Science and Technology
School Specific Comments : Student choice, excellent fit
Institution : Northern Arizona University
School Specific Comments : Student choice, great fit
Komentar-komentar tersebut dapat
kita pertimbangkan juga. Perlu Anda ketahui bahwa istilah ‘cost sharing
available’ berarti universitas tersebut dapat memberikan Anda semacam potongan
biaya kuliah, sehingga besar kemungkinan tidak akan ada shortfall.
Another thing that you should
consider in organizing your university preference are the rules to accepting
your offer from a university. The rules are like this: Apabila Anda diterima
pada pilihan pertama, kedua, ketiga dan keempat maka Anda HARUS mengambil
pilihan pertama. Bila Anda hanya lulus kedua, ketiga dan keempat maka harus
memilih pilihan kedua and so on. Pokoknya Anda diharuskan memilih universitas
yang berada pada peringkat paling atas. KECUALI, bila ternyata pilihan paling
atas tersebut memiliki shortfall, maka Anda diperbolehkan untuk memilih universitas
pada peringkat selanjutnya yang tidak memiliki shortfall. Trus gimana kalau
semuanya shortfall?? (Saya doain nggak deh, ini bisa sakit kepala >.<)
Maka Anda dipersilahkan memilih universitas dengan shortfall paling kecil ATAU universitas
dengan shortfall besar kalau mampu nombok. Hehe. Have these rules in mind,
because you definitely want to have your first preference to be the university
that you really want to be in. Biasanya ada Fulbrighter yang menyarankan agar
pilihan pertama adalah universitas TOP, mungkin ivy league yang lumayan susah
untuk dimasuki. Lalu kedua adalah pilihan yang gampang-gampang susah. Pilihan
ketiga dan keempat merupakan pilihan safe dimana Anda setidaknya lumayan yakin
dapat diterima pada universitas tersebut (inshaa' Allah). But actually I don’t
feel that kind of planning is necessary. Pada artikel My Fulbright Journey –Part 3 Anda dapat melihat faktor-faktor apa saja yang saya pertimbangkan dalam
memilih universitas.
The above rules are pretty
simple, but in reality the letter of acceptances from each university will
arrive at different dates and often they will set a deadline which will prevent
you from waiting for all of the admission results (whether accepted or
rejected). I’ll get back to this point later on in this article, let me
continue with what I did with my submission plan.
Sebelum menentukan urutan
universitas saya, saya tentunya harus melakukan research tentang program studi
TESOL di Indiana University of Pennsylvania. Ternyata programnya cukup bagus,
namun dari segi mata kuliah yang ditawarkan, Iowa State University masih lebih
unggul dari segi spealisasi yang dia tawarkan sangat komplit seperti nasi
campur~ Northern Arizona University-pun masih cukup oke dari segi mata kuliah.
Oh ya, NAU merupakan salah satu universitas dengan program studi TESOL yang
sangat disarankan oleh kenalan saya seorang dosen di University of Oregon.
Katanya jika diberikan kesempatan saya harus daftar di NAU, dosen-dosennya
memang ahli di bidangnya katanya. Akhirnya, setelah mempertimbangkan berbagai
hal, saya membalas email AMINEF dengan urutan pilihan universitas sebagai
berikut:
- Iowa State University of Science and Technology
- Northern Arizona University
- Indiana University of Pennsylvania
- Georgia State University
Sambil menunggu pengumuman saya
iseng-iseng kembali membuka website program studi saya di Iowa State
University. Ternyata oh ternyata ada sesuatu yang saya lewatkan di bagian
admission requirements. Di websitenya tertulis bahwa mereka memerlukan:
An audio or video file demonstrating competence in spoken English (all nonnative speaking applicants only) must be sent electronically as an email attachment to englgrad@iastate.edu. This file cannot be uploaded into the admissions application system. This speaking sample should include 3-5 minutes of extemporaneous speaking. You might, therefore, begin by talking informally about your educational background and your reasons for pursuing graduate study.
Jreng jreng jreng... dengan
segera saya mengemail staf AMINEF tentang hal ini. Mbaknya dengan cepat
membalas bahwa ia akan menanyakan hal ini kepada IIE. Sekitar 3-4 hari kemudian
AMINEF menginformasikan bahwa staf IIE yang mengurusi berkas saya a.k.a mbak
Placement Officer mengatakan bahwa ia sedang berusaha untuk membuat schedule
dengan prodi di ISU agar dapat dilakukan Skype Interview (WHAAATTT..), tetapi alangkah baiknya bila
saya dapat membuat video tersebut (DOUBLE WHAAATTT...) dengan deadline 2 hari
(PINGSAN...). Mau nggak mau, saya membuat video ini. Gila aja kalau hanya
gara-gara video ini saya tidak lulus ke universitas idaman. So, dengan bantuan
teman saya, sayapun merekam video ini lalu diupload di Dropbox (sesuai petunjuk
dari IIE). Bagi gak ya videonya... Hahahaha... Kali aja ada diantara pembaca
yang harus buat video, yah tak apalah. Silahkan lihat video saya yang
mengerikan itu disini.
Setelah itu ya... nunggu lagi.
Hahahaha.. Pada akhirnya tahun baru sudah datang, tahun 2015 yang penuh
harapan. Ada teman yang sudah dapat pengumuman penerimaan bulan Februari,
sayapun setiap hari memeriksa email dengan semangat. Akhirnya pada minggu ke-2
bulan Februari email dari ketua prodi TESL/Applied Linguistics di ISU mengemail
dengan undangan Skype. Saya membalas email profnya setelah saya memberitahu
AMINEF. AMINEF mempersilahkan saya untuk membalas emailnya***. Saya okekan
permintaan waktu wawancara ISU lalu dengan segera mempersiapkan diri. What did
I do first? Menghitung perbedaan waktu. Gila kan kalau jadwal wawancaranya
terlewat. Hahahaha. Lalu kemudian mempelajari essay-essay saya dan menonton
ulang video yang telah saya kirimkan. Itu aja sih. Ketika hari wawancara datang
saya pastikan saya sudah siap berpakaian rapi 3 jam sebelum wawancara karena
jam 6 pagi WITA saya akan wawancara lewat Skype dengan dosen ISU. Yup, I woke
up at 3 AM. Takut ketiduran..Hehehe. Alhamdulillah jaringan modem saya cukup
bagus, gambar lumayan dan suaranya jelas. Wawancaranya santai, tapi saya sudah kurang ingat apa saja yang ditanyakan, yang jelas
pertanyaan pertama itu perkenalan diri (I made sure to tell them I’m a
Fulbright candidate because they said they didn’t see my application, their job was just to interview me) lalu kenapa milih ISU. Pertanyaan-pertanyaan yang saya
yakin bisa Anda jawab! Mereka lalu menjelaskan prodinya secara ringkas lalu
saya diberikan kesempatan untuk bertanya. This is what I like, when they let me
ask questions too! Jadi memang kebetulan saya punya pertanyaan tentang
informasi spesialisasi Literature in ESL dimana ada penjelasan yang kurang saya
pahami maksudnya dan mereka memberikan jawaban yang saya inginkan. Udah deh. In
total it was only a 10-15 minute interview. I felt soooo relieved after that.
When did I hear back from ISU? 2
minggu kemudian dari tanggal interview. Ketua prodi kembali mengemail saya
secara langsung dan memberitahukan berita yang saya tunggu-tunggu. Katanya
walaupun belum secara formal (LoA), saya dinyatakan diterima di ISU!
Pemberitahuan dari ISU merupakan admission announcement saya yang pertama. Akan
tetapi saya belum bisa berbahagia sepenuhnya karena LoA resmi dari universitas
belum ada. Admission announcement kembali datang pada bulan Maret, Indiana
University of Pennsylvania lalu Northern Arizona University hanya berselang beberapa
hari. Alhamdulillah keduanya tidak ada shortfall, tetapi deadlinenya adalah
April dan sampai saat itu saya belum mendapatkan LoA resmi dari ISU. Georgia
State University malah belum membuka pendaftarannya, jadi memang wajar jika
belum ada kabar dari mereka. Nah, back to what I have mentioned previously in
this same article, it is most often the case that you won’t receive your
admission status simultaneously. Sangat tergantung pada universitasnya, secepat
apa mereka bisa menilai berkas dan perlu tidaknya applicant diinterview (baik
IUP dan NAU tidak menghubungi saya untuk Skype interview). Anda harus
mempertimbangkan deadline keputusan Anda untuk menerima offer dari universitas.
Saya tetap memberitahukan AMINEF bahwa saya ingin menunggu LoA dari ISU, karena
disitulah tertulis keputusan apakah saya menanggung shortfall atau tidak. April
pun datang dan sama sekali belum ada kabar dari ISU. Akhirnya saya harus
melepas IUP. Tinggal NAU dan GSU (yang juga belum ada kabarnya, jadi saya tidak
berharap). Syukurlah, saya masih berjodoh dengan Iowa. Tepat pada tanggal
deadline keputusan saya menerima NAU atau tidak, saya ditelfon oleh staf AMINEF
dan diminta untuk membuka email (They know how much I wanted to go to ISU). Ya,
akhirnya LoA resmi dari ISU tiba dan NO SHORTFALL! Such a wonderful feeling! I
was accepted to my first preference with no shortfall! Sayapun membalas email
tersebut bahwa saya menerima offer dari ISU dan mengundurkan diri dari NAU.
GSU? Saya dapat pengumuman dari mereka pada bulan May, and I was also accepted.
I got accepted to all four universities :)
Have questions? You know what to do! That comment box is waiting for you!
Next on My Fulbright Journey –
Part 6 : Finally accepted! What’s next? Administrative procedures related to
your university, Housing, Medical Check Up and Terms of Appointment.
***You might be wondering why I
needed to inform/ask about everything regarding my admission to AMINEF, why not
ask directly to the university? Well, AMINEF will send you an email regarding
the limits of your correspondence to the universities. Please make sure you
read this email carefully as it might affect your admission process if you do
something you’re not supposed to do. Also, if the university directly emails
you, forward those emails to AMINEF before replying to them to know whether you should be the one to reply to that email or someone from AMINEF/IIE, as well as to make sure that everyone
has the same information to avoid possible misunderstandings.
_________________________________________________________________________
Disclaimer: This blog is not an official U.S. Department of
State blog, all views and information presented here regarding the Fulbright
Program are the author's own and does not represent the Fulbright Program nor
the U.S. Department of State.
Halo kak Nanda, terimakasih untuk sharing pengalamannya. Inspiring. Kalau untuk Fulbright yang UNGRAD kak Nanda ada link atau teman sesama Fulbrighter yang bisa dibaca pengalamannya gak kak? Salam kenal :)
ReplyDeleteTerima kasih Hillary sudah berkunjung ke blog saya :)
DeleteUGRAD aq kurang tau ya.. Soalnya prosesnya sangat berbeda dan saya gak punya kenalan yang mendapatkan beasiswa untuk program itu. Saya sarankan jika ada pertanyaan tentang program ini, langsung menghubungi pihak AMINEF aja. Mereka pasti akan menjawab dengan senang hati.
Semangat!
Hallo Mbak Nanda,
ReplyDeleteTrimakasih sudah menyediakan referensi bagi yang sedang mencari kampus terbaik untuk belajar TESOL. Saya pribadi sudah memlilih SIT Graduate Institute, apakah Mbak pernah melihat atau mendengar review tentang kampus tsb? Saya memilih institusi tsb berdasarkan kriteria yang pernah Mbak share di blog ini, plus saya tertarik karena pengalaman mengajar sebelum studi sangat diprioritaskan disana, sehingga pengalaman mengajar dari siswa yang lain akan menambah perspektif saya. Saya sedang melamar beasiswa LPDP yang tidak memasukkan institusi pilihan saya ke dalam target studinya. Bagaimana menurut Mbak apakah alasan saya sudah kuat dalam menentukan pilihan tempat studi tsb?
Hi Wayan, terima kasih telah berkunjung di blog saya! Kebetulan dosen saya pernah post-doc di SIT Graduate Institute, dan menurut beliau, pengalamannya disana cukup menyenangkan. Tapi itu untuk post-doc, bukan degree. Mungkin link-link berikut dapat membantu:
Deletehttps://colleges.niche.com/sit-graduate-institute/
http://aidsource.ning.com/group/students-educators/forum/topics/reviews-sit-school-for-international-training-graduate-institute
Biasanya kamu bisa google sih: 'nama universitas' reviews
Untuk kebijakan LPDP saya kurang tau ya. Silahkan hubungi LPDP atau baca terlebih dahulu bagian FAQ di website LPDP ya.
Salam,
Ananda
Trimakasih Mbk ats infonya. Iya ini saya baru dpt info, IIE jg merekomendasi SIT utk grantee Fulbright terutama yg MA TESOL. Tahun 2014 jg ada yg lolos disana tapi dpt shortfall dan akhirnya gk jadi diambil.
ReplyDeleteIya, shortfall itu yang menjadi masalah utama biasanya. Mungkin bisa cek kampus saya, Iowa State University (http://www.engl.iastate.edu/graduate-students/). Alhamdulillah sejauh ini belum ada Fulbrighter yg dapat shortfall disini, karena ISU juga memberikan tuition waiver :) Sekalian promosi kampus saya.. hehehe
ReplyDeleteUdah dpt LoA di SIT Mbk, statusnya sm kyk ISU jg, gk masuk di list LPDP :|
DeleteCoba deh baca bagian FAQ di website LPDP. Pasti bukan kamu aja yang pernah punya pertanyaan seperti ini.
DeleteIya Mbak kmrn sebelum apply ke SIT saya cek T&C nya LPDP, syukurlah ada peluang di SIT, asal memenuhi syarat yg diminta LPDP, termasuk lolos seleksi dulu hehe
DeleteSelamat siang, Mbak. Mau bertanya, jadi untuk mendapatkan LoA dari universitasnya, diurus oleh pihak AMINEF ya mbak? Terimakasih
ReplyDeleteMaaf balesnya lambat ya Ayu! Jawabannya iya, untuk mendapatkan LoA akan dibantu oleh AMINEF, tetapi semua dokumen yg diperlukan tetap kita sediakan. Jadi untuk daftar Fulbright nggak butuh LoA pada tahap administrasi :)
DeleteHallo mba.. saya sangat termotivasi sehabis baca blog mba, yang ingin saya tanyakan menurut mba kalau master untuk pariwisata yang bagus dimana ya di US?
ReplyDelete