My Fulbright Journey - Part 4



Hello fellow scholarship hunters! In this article I’ll talk about the TOEFL iBT and General GRE tests. Now this article can be helpful for those applying for Fulbright*** or even those seeking Letter of Acceptances from US universities as they require both of these tests.

(You might realize I go back and forth from Indonesian to English and vice versa, it just happens, so bear with me dears :D)

Sebenarnya di artikel saya sebelumnya, saya telah menjelaskan tentang persiapan saya untuk TOEFL iBT. You can check it here. Jadi kalau ada pertanyaan lebih lanjut tentang TOEFL iBT silahkan comment saja ya!

Nah, untuk tes GRE sebenarnya ada dua macam. Tetapi sebelum saya menjelaskan lebih lanjut, mungkin ada yang masih bingung GRE itu apa sih??? Kok baru dengar ya, biasanya kan cuma tes kemampuan bahasa Inggris yang diminta. Yah, sayangnya untuk melamar ke universitas di US Anda diharuskan memiliki GRE test. Tes ini kasarnya mirip TPA. Tapi kali ini TPAnya berbahasa Inggris. Hehehe...

Dua jenis tes GRE yang saya maksud adalah General GRE dan GRE Subject. General GRE dibutuhkan oleh semua pelamar dari latar belakang program studi apapun. Mau pilih sastra, teknik, politik dan lain-lain Anda harus mengambil tes General GRE. Nah, klo Anda ingin melamar ke beberapa program studi tertentu (Biochemistry, Cell and Molecular Biology, Biology, Chemistry, Literature in English, Mathematics, Physics, Psychology) Anda JUGA diharuskan mengambil tes GRE Subject. GRE Subject ini memiliki pertanyaan-pertanyaan yang lebih spesifik terkait bidang-bidang yang telah disebutkan sebelumnya. Akan tetapi pada kasus-kasus tertentu, suatu program studi pada suatu universitas tidak membutuhkan tes General GRE dan/atau GRE Subject. Jika hal seperti ini terjadi, bagi mereka yang lulus wawancara Fulbright tetap diharuskan mengambil General GRE, tetapi apabila GRE Subject memang tidak dibutuhkan maka tes tersebut tidak usah diambil. Sebaliknya bagi Anda yang ingin mendapatkan LoA sedangkan universitas tidak meminta General GRE dan/atau GRE Subject maka tidak perlu mengambil salah satu atau kedua tes tersebut. Perlu saya infokan juga bahwa apabila Anda ingin mendapatkan LoA sedangkan Anda merasa IPK a.k.a GPA Anda kurang atau di bawah standar universitas, maka Anda tetap dapat menyertakan hasil General GRE dan/atau GRE Subject (walaupun bukan menjadi syarat) yang excellent tentunya sebagai pendukung IPK yang kurang bagus tersebut. Adapun untuk mengetahui apakah suatu program studi membutuhkan General GRE dan/atau GRE Subject sebagai bagian dari admission requirements, silahkan check website program studi tersebut atau mengemail mereka.

Tidak seperti tes kemampuan bahasa Inggris yang sudah cukup menjamur tempat lesnya, les untuk GRE masih sangat kurang. Di Makassar sendiri saya rasa tidak ada yang menawarkan les untuk tes tersebut. Waktu itu saya tidak memiliki waktu yang banyak untuk mempersiapkan diri menghadapi tes TOEFL iBT maupun GRE (karena nggak nyangka bakal lulus wawancara. Hehehe...) hanya kurang lebih satu bulan. Karena waktu yang sangat mepet, untuk persiapan GRE saya hanya menggunakan satu buku yakni “The Princeton Review – Cracking the GRE 2013”. Buku ini kebetulan dipinjamkan oleh teman, jadi saya kurang tahu dimana Anda dapat memesan buku ini. Mungkin di toko buku internasional atau online. Sebenarnya banyak sekali materi GRE gratis yang dapat Anda temukan secara online. Namun yang paling saya sukai dan terpercaya, menurut saya, adalah materi yang tersedia pada website berikut http://magoosh.com/gre/all-posts-by-category/. Another link that you should check is from the test maker itself, ETS, you can click here. There you can download free test materials that are quite similar to the real test, so you don't want to miss that!

Waktu satu bulan itu sangat tidak cukup untuk belajar GRE. Bagaimana tidak, ada soal matematika, soal kemampuan verbal bahasa Inggris dan juga analytical writing (komponen terakhir sangat berbeda dengan tes writing TOEFL iBT maupun IELTS). Matematika? Saya sudah 4 tahun tidak menyentuh yang namanya matematika. Jadi mulai dari nol lagi mengingat-ingat apa yang sudah saya pelajari bertahun-tahun yang lalu. So, even though you’re not sure if you’ll pass the Fulbright interview or not, just study. I mean it.

Karena waktu itu belajarnya bersamaan untuk TOEFL iBT dan GRE, sayapun menjadwalkan belajar GRE di pagi sampai siang hari, lalu TOEFL iBT sampai malam. Menurut saya, apapun tesnya Anda harus memiliki jadwal belajar and you need to stick to it. Jangan diundur-undur, nanti menyesal. Hehe. Pengalaman pribadi nih.

Mungkin bagi calon Fulbrighters ada yang bertanya-tanya, gimana dong kalau nilai TOEFL iBT atau GRE saya di bawah standar? Well, selain standar universitas yang harus Anda penuhi, AMINEF juga akan menetapkan standar untuk TOEFL iBT dan GRE, yakni 80 untuk TOEFL iBT dan 300 untuk GRE (nilai kumulatif, sedangkan untuk nilai analytical writing saya kurang tahu standarnya). Oh ya, bisa saja standar ini berubah. So if you do pass your interview, Amin, make sure you read all the details regarding the tests that AMINEF will send you. Apabila nilai Anda di bawah standar, Anda akan diberikan kesempatan untuk mengulang. Did I mention that Fulbright will pay for these tests for you? Iya, semuanya akan ditanggung bahkan bila Anda perlu mengulang tesnya. TAPI, jangan buat ini sebagai alasan untuk tidak belajar dengan sungguh-sungguh. Bila Anda tidak menunjukkan peningkatan nilai yang berarti setelah mengulang, maka Anda gugur sebagai candidate Fulbright. Sayang kan sudah lulus wawancara tapi malah jatuh ditesnya. Di angkatan saya ada sekitar 4-5 orang yang tidak mampu memenuhi standar nilai kedua tes tersebut sehingga mereka dinyatakan gugur. Sayang sekali.

Untuk saya sendiri, Alhamdulillah, such a miracle, I did not need to redo my tests. Even my GRE! Berikut hasil GRE saya:



Tentunya Anda harus memiliki nilai di atas standar AMINEF karena setiap program studi di tiap-tiap universitas memiliki standar mereka sendiri yang pada umumnya lebih tinggi daripada standar AMINEF. Apalagi kalau mau masuk di sekolah Ivy League (Harvard dan kawan-kawan), jangan mimpi mau lulus dengan nilai TOEFL iBT 80.. Hehehehe...

Jangan tunda lagi, ayo belajar sekarang! If you have any questions, please do comment and I’ll get back to you as soon as I can!

Next post will be on finalizing your submission plan, Skype interview with universities and the dreaded results: accepted or rejected!


***For Fulbright applicants, TOEFL iBT and GRE tests will be taken after you have passed the interview. So it is not necessary to have already taken these tests prior to applying, unless you already have you are welcome to submit your results with your application.
_________________________________________________________________________
Disclaimer: This blog is not an official U.S. Department of State blog, all views and information presented here regarding the Fulbright Program are the author's own and does not represent the Fulbright Program nor the U.S. Department of State.

11 comments

  1. Hello Ananda,

    So happy that I can reach you here. Saya Ivan and I am preparing to continue my study in US. But definitely, GRE dan TOEFL iBT are my biggest problems now. I'm really curious about your TOEFL Score. Extraordinary!! How come?! Almost perfect. Hope you can tell me in detail if you don't mind. And about GRE, frankly, saya bukan berasal dari kelas IPA so I need some tips from you.

    vanmanuel88@gmail.com...that would be perfect if you don't mind reaching me thru email since I don't have any blog. I look forward to hearing from you.

    Regards,
    Ivan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Ivan, I've sent you an email :)

      Delete
    2. Dear Mbak Ananda,

      I am Anil, Thanks a lot for your post.
      I plan to continue my sudy to US and, GRE is the most unfamiliar requirement that I need to accomplished.
      I will be glad if you can share some detail information and tips to pass the GRE General Test :)
      here is my email address : anilputri@gmail.com

      Thanks a lot,
      Anil

      Delete
  2. Hi Ananda,

    Saya juga sedang mencari beasiswa, dan tertarik untuk beasiswa Fulbright ini. Saya baca di websitenya disebutkan ada kewajiban untuk bekerja selama 5 tahun di home institute. Apa itu artinya kita harus bekerja di kampus tersebut selama 5 tahun baru boleh kembali ke Indonesia?

    Thanx a bunch!
    Jessica

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Jessica! Maafkan saya baru balas! Baru terlepas dari belenggu semester pertama. Hahahaha. Wah, I'm not familiar with that requirement. Tidak ada kewajiban seperti itu pada kontrak yang saya tandatangani. Silahkan hubungi staff Fulbright untuk keterangan yang lebih jelas ya!

      Delete
  3. Dear kakak ananda

    Mohon pencerahan persiaoan test gre.
    Email saya luciapharmacist@gmail.com


    Regards
    Lucia

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Lucia,

      Tolong pertanyaannya lebih spesifik ya :) Silahkan email saya di ananda_astrini@yahoo.com

      Best,
      Nanda

      Delete
  4. halo kak saya mau tanya apakah untuk study di US atau beasiswa fulbright mengharuskan toefl iBT? apakah bisa jika menggunakan IELTS? Terima kasih
    :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Rindang,

      Untuk kuliah di US sekarang universitas pada umumnya menerima beragam tes bahasa Inggris. Tergantung universitasnya ketentuan mereka apa. Tetapi untuk beasiswa Fulbright sendiri mengharuskan mengambil TOEFL iBT sebagai salah satu syarat beasiswa mereka. Mau kamu udah ngambil tes IELTS dan semacamnya tetap diharuskan mengambil tes TOEFL iBT. Tapi ini setelah lulus wawancara ya :) Setau saya sampai sekarang Fulbright masih menerima TOEFL ITP untuk seleksi berkasnya.

      Semoga bermanfaat,
      Nanda

      Delete
  5. Hi Nancy! I've heard the same thing. But better have the minimum required GRE score than having one that is lower than the required score :) Also, Fulbrighters do need to obtain a certain score, otherwise they'll lose the scholarship.

    ReplyDelete
  6. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete