My Fulbright Journey – Part 6



Letter of Acceptance sudah di tangan! Apa selanjutnya?

1. Administrative Procedures

Pertama-tama adalah beberapa hal administratif universitas yang perlu Anda selesaikan. Biasanya sudah terdapat petunjuk pada email dan LoA yang kita dapatkan mengenai apa saja yang harus kita lakukan. Contohnya saya diminta melakukan registrasi pada laman khusus mahasiswa ISU. Di laman tersebut yang bernama Accessplus, mahasiswa dapat memilih kelas tiap semesternya, mengakses informasi terkait biaya-biaya yang harus dibayar, mendaftarkan diri untuk housing on-campus dan lain-lain. Di LoA saya sudah dicantumkan student ID dan temporary password untuk akun Accessplus saya. Setelah membuat akun Accessplus, saya lalu membuat akun email ISU. Ini adalah salah satu hal yang saya tunggu-tunggu, memiliki akun email mahasiswa!

My Fulbright Journey - Part 5




Setelah tes TOEFL iBT dan GRE (waktu itu tes yang saya ikuti dua-duanya diadakan pada bulan Oktober) maka Anda akan menunggu untuk final Submission Plan Anda. Submission plan di sini adalah list universitas yang disarankan oleh IIE untuk Anda daftari. Ingat kan penjelasan saya mengenai memilih universitas di Part 3? Waktu itu saya menerima final listnya pada bulan November. Ternyata, pilihan pertama saya yaitu Middlebury College diganti menjadi Indiana University of Pennsylvania. Mungkin karena program studi TESOL di universitas ini kurang kuat, walaupun Middlebury College merupakan private university yang cukup terkenal dalam bidang International Studies. It just proves that the popularity of a university does not guarantee the quality of your particular program of study. So make sure you do a detailed research of the study program in each university of your preference. Gimanaa gitu kalau ternyata setelah direview oleh IIE gak ada satupun pilihan kita yang disetujui. Hehe. Saya bersyukur karena tiga pilihan lain saya berhasil disetujui oleh IIE. Biasanya kita akan diberi waktu sehari untuk memikirkan urutan universitas kita. Jadi sebenarnya ini lumayan mirip SNMPTN (Call it whatever you want, you know what I mean. Hehe), dimana kita harus mengurutkan pilihan kita.

My Fulbright Journey - Part 4



Hello fellow scholarship hunters! In this article I’ll talk about the TOEFL iBT and General GRE tests. Now this article can be helpful for those applying for Fulbright*** or even those seeking Letter of Acceptances from US universities as they require both of these tests.

(You might realize I go back and forth from Indonesian to English and vice versa, it just happens, so bear with me dears :D)

Sebenarnya di artikel saya sebelumnya, saya telah menjelaskan tentang persiapan saya untuk TOEFL iBT. You can check it here. Jadi kalau ada pertanyaan lebih lanjut tentang TOEFL iBT silahkan comment saja ya!

Nah, untuk tes GRE sebenarnya ada dua macam. Tetapi sebelum saya menjelaskan lebih lanjut, mungkin ada yang masih bingung GRE itu apa sih??? Kok baru dengar ya, biasanya kan cuma tes kemampuan bahasa Inggris yang diminta. Yah, sayangnya untuk melamar ke universitas di US Anda diharuskan memiliki GRE test. Tes ini kasarnya mirip TPA. Tapi kali ini TPAnya berbahasa Inggris. Hehehe...

My Fulbright Journey - Part 3



Congratulations for passing the Fulbright Interview! I know the feeling very well :D

But don’t get caught up in that euphoria because you have so many things to do in a short amount of time! Ya, apalagi kalau bukan melengkapi berkas.. Hehehe. Setelah Anda memperoleh email dari AMINEF terkait keputusan hasil wawancara, Anda juga akan dikirimkan email mengenai berkas apa saja yang harus Anda lengkapi. Salah satunya adalah mengisi Application Form Fulbright di Embark.

Nah, di post ini saya tidak ingin membahas setiap komponen pada aplikasi online tersebut. Email yang dikirimkan AMINEF sudah disertai petunjuk tentang tata cara pengisian aplikasi. What I’d like to share about is the School Preference Section. Pada bagian ini Anda akan diminta untuk memasukkan list universitas yang ingin Anda daftari. Tentunya universitas-universitas ini harus memiliki program studi yang sesuai dengan Study Objective Anda. Ada beberapa faktor lain yang harus Anda pertimbangkan dalam memilih universitas. Berikut akan saya coba bahas satu persatu.

My Fulbright Journey – Ananda Muhammad and The Deadly Three



Sangar banget ya judul postingan kali ini. Gara-gara maraton membaca ulang Harry Potter series. Hehe. Maksudnya ‘The Deadly Three’ apa lagi kalau bukan Study Objective, Personal Statement and Writing Sample!!! Yuk, simak penjelasanku di bawah ini (WARNING: Lumayan panjang penjelasannya cyin).

Pada tahap aplikasi, selain harus melengkapi aplikasi dan melampirkan dokumen-dokumen yang diminta (Lihat: List of Fulbright Application Documents Required), Anda diharuskan untuk melampirkan pula sebuah essay yang berjudul ‘Study Objective’ atau kita singkat saja dengan SO. Anda akan menemukan penjelasan seperti di bawah ini pada aplikasi Fulbright Anda terkait dengan SO (Tidak menutup kemungkinan aplikasi setiap tahun akan berubah sehingga struktur maupun isinya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Silahkan mengunduh aplikasi terbaru pada website AMINEF).

My Fulbright Journey - Part 2



"We are pleased to inform you that AMINEF selection committee has finished their review on Fulbright Master's Degree Program applications, and would like to consider you for an interview which is scheduled on Friday, July 11, 2014 in Makassar."

Jumat berkah :D

Setelah menerima email itu, saya tidak henti-hentinya online dan membaca pengalaman interview para Fulbrighter sebelumnya. Saran saya adalah persiapkan list pertanyaan yang mungkin ditanyakan dan berlatihlah menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Apalagi ya, wawancaranya dalam bahasa Inggris, harus lancar dan PD dong menjawabnya. Jadi silahkan membuka link beberapa blog yang telah saya post pada artikel sebelumnya ya. Saya tidak akan memberitahu apa yang harus Anda jawab untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut, karena tiap-tiap individu *pasti* akan memiliki jawaban yang berbeda-beda. Para pewawancara akan tau kok, kalau jawabanmu tidak dari lubuk hati yang paling dalam. Hehe... Kalau saya sering membaca di blog Fulbrighter saran 'Just be yourself', ya karena itu betul sekali. Saya merasakannya sendiri ketika diwawancara. Ketika kita menjadi diri sendiri, wawancaranya jadi mengalir lancar dan tak terasa waktu telah habis. Sama sekali tidak merasa 'diwawancara' tetapi lebih ke diskusi atau perbincangan biasa saja~

My Fulbright Journey - Part 1



This post is dedicated to my lecturer, mentor, boss Ibu Dr. Etty Bazergan
I won't let you down...


Terkadang kita terlalu fokus mencari sebuah jalan yang akan mengantarkan kita ke tempat yang kita inginkan. Saking fokusnya kita malah lupa, kalau ada banyak jalan lain yang bisa kita tempuh untuk mencapai tujuan tersebut. I made that mistake in 2013, ketika setelah saya lulus S1 pada bulan Maret dan hanya mendaftarkan diri di satu beasiswa untuk berkuliah di Australia yakni the Australian Development Scholarship (sekarang Australia Awards Scholarship).

Sejak saya kembali dari Australia pada tahun 2001, saya selalu bercita-cita untuk kembali ke Australia. Ayah saya memperoleh beasiswa ADS untuk berkuliah di University of Adelaide dan membawa saya beserta ibu untuk tinggal di Australia selama 3 tahun. Mungkin karena Australia, khususnya Adelaide, sangat berkesan di hati saya sehingga saya menetapkan Australia sebagai tempat tujuan saya untuk kuliah S2. Tak pernah negara lain. Ya, cinta itu memang buta...

Pengalaman Pertama Mengikuti Tes TOEFL iBT

[Image Source: http://www.serkanburakkocoglu.com/toefl-ibt-listening-practice-tests/]


Halo halo haloooo!
Wah, wah, blog saya banyak amat debunya~ Bukannya tidak ada waktu, tetapi takut ngeposting tulisan yang gak penting-penting amat alias nyampah (which I have considered a few times. Haha). I have always admired people who have blogs and manage to post regularly, PLUS actually post something that are interesting and/or inspirational. 

Sekarang saya punya alasan yang bagus untuk kembali menulis. Yup! Sesuai dengan judulnya, saya akan berbagi pengalaman mengikuti tes TOEFL iBT. Mungkin ada yang bertanya, kok saya ngambil TOEFL iBT lagi yah, padahal kan udah ada IELTS. Pertanyaan tersebut akan saya jawab di post yang lain. Hehe.