My Fulbright Journey – Part 6



Letter of Acceptance sudah di tangan! Apa selanjutnya?

1. Administrative Procedures

Pertama-tama adalah beberapa hal administratif universitas yang perlu Anda selesaikan. Biasanya sudah terdapat petunjuk pada email dan LoA yang kita dapatkan mengenai apa saja yang harus kita lakukan. Contohnya saya diminta melakukan registrasi pada laman khusus mahasiswa ISU. Di laman tersebut yang bernama Accessplus, mahasiswa dapat memilih kelas tiap semesternya, mengakses informasi terkait biaya-biaya yang harus dibayar, mendaftarkan diri untuk housing on-campus dan lain-lain. Di LoA saya sudah dicantumkan student ID dan temporary password untuk akun Accessplus saya. Setelah membuat akun Accessplus, saya lalu membuat akun email ISU. Ini adalah salah satu hal yang saya tunggu-tunggu, memiliki akun email mahasiswa!

2. Looking for Housing

Udah ada universitas yang menerima kita dan pada tahap ini yang selanjutnya akan membuat kita pusing tujuh keliling adalah housing a.k.a rumah/apartemen tempat tinggal kita selama di US. Untuk hal yang satu ini, saya sarankan Anda meminta tolong pada Fulbrighter yang berada di kota tujuan Anda. Mereka dapat membantu merekomendasikan tempat. Bahkan jika Anda beruntung, mencarikan tempat tinggal untuk Anda. Saya sangat bersyukur berkenalan dengan Fulbrighter di Ames (Kota tujuan saya) yang sangat membantu dalam proses mencari housing. Saya awalnya disarankan untuk mencari di craigslist. Biasanya setiap kota akan memiliki laman craigslist sendiri. Setiap hari saya mencoba browsing rumah dan jika ada yang cocok dengan monthly stipend saya, ada Fulbrighter di Ames yang dapat mengecheck keadaan tempat itu untuk saya.

Selain mencari di craigslist, saya juga meminta pertolongan Fulbrighter lainnya untuk mencarikan orang yang menginginkan roommate. Opsi roommate ini menurut saya sangat bagus karena akhirnya Anda bisa cost sharing sehingga budget tiap bulan untuk housing bisa berkurang dibandingkan bila Anda tinggal sendiri. Kekurangannya adalah bisa saja Anda tidak cocok dengan roommate. Fulbrighter yang membantu saya mencarikan orang muslim Malaysia sehingga setidaknya kami memiliki kebiasaan makan dan beribadah yang sama. Alhamdulillah saya akhirnya akan seapartemen dengan tiga mahasiswa Malaysia dengan biaya housing 300 USD/bulan sudah termasuk gas, listrik, wifi dan lain-lain. Itu termasuk murah pakai banget.

Opsi lain yang memang cukup mahal adalah on-campus housing atau apartemen dalam kampus. Budget yang harus dikeluarkan memang cukup besar, di Iowa State University untuk tinggal sendiri di on-campus housing mereka, Anda harus menyediakan 800-1.000 USD per bulan (biasanya sudah termasuk semua fasilitas). Jika Anda ingin yang lebih murah, Anda dapat mengambil opsi apartemen yang sharing dengan satu atau lebih orang sebagai roommate. Kelebihan dari on-campus housing adalah Anda benar-benar dekat dengan kampus. On-campus housing juga biasanya memiliki sistem keamanan mereka sendiri. Kekurangannya adalah selain biayanya yang cukup mahal, on-campus housing jumlahnya sedikit sehingga Anda belum tentu mendapatkan tempat.

Saran saya, bila kota tujuan Anda memiliki sistem transportasi yang cukup bagus dan gratis atau setidaknya lebih murah bagi mahasiswa, maka sebaiknya Anda mencari tempat tinggal di luar kampus saja. Jika Anda ragu, maka jangan sungkan mencoba mencari tahu dari pengalaman Fulbrighter lainnya.

Apabila Anda sudah mendapatkan housing, biasanya Anda diharuskan mengirim uang deposito. Hal ini dilakukan oleh beberapa teman saya sesama Fulbrighter. Pada kasus saya, Alhamdulillah roommate saya bersedia menanggung depositonya terlebih dahulu sehingga saya akan membayarnya ketika saya sudah tiba di Ames. Jika Anda bingung dengan cara mengirimkan uang ke US, sekali lagi silahkan bertanya kepada Fulbrighter yang sudah pernah melakukan transfer.

3. Medical Check-Up

Selagi kita mencari housing, kita juga akan sangat disibukkan dengan medical check-up atau cek kesehatan. AMINEF akan mengirimkan medical form yang terdiri atas berkas yang harus dilengkapi oleh Anda sebelum melakukan cek kesehatan serta berkas yang harus dilengkapi oleh dokter. Bacalah baik-baik email yang menjelaskan tentang tata cara pengisian dan kriteria tes kesehetan yang dibutuhkan untuk memenuhi syarat yang ditentukan pemerintah US. Hal ini sangat penting karena medical form ini akan digunakan untuk mengeluarkan DS-2019 atau dokumen izin tinggal Anda di US. Tanpa dokumen DS-2019 berarti Visa tidak dapat dikeluarkan. Tidak lengkapnya medical form atau adanya kesalahan pengisian juga akan memperlambat diprosesnya DS-2019 Anda. Jika ragu-ragu dalam pengisian, jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi AMINEF.

Ketika saya mengurus medical form ini, yang menjadi kendala bagi saya adalah melengkapi persyaratan vaksinasinya. Saya tinggal di dekat Makassar dan tidak semua vaksin tersedia di satu tempat. Sebagian besar vaksin saya dapatkan di Kantor Kesehatan Pelabuhan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin (Vaksin MMR, Influenza dan Meningitis). Saya mendapatkan vaksin DPT-HB di Poli Ibu dan Anak RS Wahidin. Untuk vaksin tertentu seperti MMR, saya perlu mendapatkan 2 dosis dengan jarak dosis kedua minimal 28 hari dari suntikan pertama. Sayangnya, karena jumlah vaksin yang cukup sedikit, saya kehabisan MMR untuk suntikan kedua. What did I do? Demi melengkapi medical form saya ke Jakarta untuk divaksin di InHarmony Clinic. Untunglah saya masih sempat mendapatkan satu dosis vaksin. Ternyata waktu itu stok vaksin MMR memang lagi habis di Indonesia dan hanya sedikit RS dan klinik yang memilikinya.

Selain vaksin, yang lainnya berjalan dengan lancar. Satu tips bagi saya adalah Anda perlu mempersiapkan budget untuk medical check-up karena biayanya tidak ditanggung oleh AMINEF (Dengar-dengar untuk yang ikut program CCIP ditanggung). Waktu itu saya menghabiskan kurang lebih 2,5 juta untuk semua vaksin dan cek kesehatan lengkap (tidak menghitung uang pesawat PP saya waktu ke Jakarta).

Selain persyaratan kesehatan untuk mendapatkan DS-2019, Universitas juga akan menetapkan persyaratan kesehatan tertentu. Merupakan kewajiban Anda juga sebagai Fulbright grantee untuk melengkapi persyaratan universitas tersebut. Untuk mengetahui persyaratan kesehatan yang dibutuhkan, silahkan membuka website universitas. Biasanya ada website khusus klinik kampus. Di Iowa State University sendiri semua persyaratannya hampir sama dengan persyaratan kesehatan Fulbrihgt, kecuali adanya tambahan vaksin MMR. Teman saya yang akan berkuliah di universitas lain bahkan ada yang perlu vaksin Hepatitis, Rabies, Varicella dll. Untuk itu bacalah baik-baik persyaratan universitas Anda. Oh ya, jangan lupa untuk membaca persyaratan khusus mahasiswa asing ya, karena persyaratan untuk mahasiswa US akan berbeda dengan kita yang mahasiswa asing.

4. Terms of Appointment Pre-Academic/Gateway dan Terms of Appointment Fulbright

Dokumen Terms of Appointment adalah kontrak yang perlu Anda tanda tangani sebagai penerima beasiswa Fulbright. Nanti Anda akan menerima dua macam ToA. Yang pertama adalah ToA Pre-Academic atau Gateway. Tetapi sebelum itu, apakah yang dimaksud dengan Pre-Academic/Gateway? Untuk Pre-Academic, ini semacam ‘les/bimbingan’ sebelum masuk ke perkuliahan yang sebenarnya. Yang diajarkan adalah skill dalam bahasa Inggris seperti writing dan lain sebagainya. Biasanya yang ikut Pre-Academic adalah mereka yang dianggap membutuhkan bantuan untuk menambah kemampuan bahasa Inggrisnya. Durasi waktu Pre-Academic tergantung dengan tingkat kemampuan bahasa Inggris Fulbrighter. Kira-kira antara 2 minggu-8 minggu lamanya. Nah, bagi mereka yang dirasa bahasa Inggrisnya sudah cukup memenuhi syarat universitas tujuannya, ia akan diminta mengikuti Gateway yaitu semacam program orientasi yang berlangsung 3-4 hari. Cukup singkat dan biasanya lebih banyak jalan. Hehehe... Untuk kedua kegiatan ini akan dilangsungkan di universitas yang berbeda dengan universitas tujuan. Misalnya saya, kebetulan saya mendapatkan Gateway di Indiana University – Bloomington sehingga saya ke IUB dulu sebelum ke Ames tempat universitas tujuan saya yaitu Iowa State University. Lumayan kan jalan-jalan ke state lain dulu :D

ToA yang kedua adalah dokumen yang menjelaskan tentang berbagai hal yang berkaitan tentang status, hak dan kewajiban, serta contact person Anda sebagai Fulbrighter di US. Silahkan pelajari dokumen ini dengan seksama, jangan langsung main tanda tangan saja. Hehehehe... Bila ada yang kurang jelas atau janggal, silahkan tanyakan langsung kepada Staf AMINEF. JANGAN menghubungi contact person yang tertera di ToA Anda untuk bertanya mengenai ToA tersebut. Bila Anda masih berada di Indonesia, maka AMINEF masih menjadi tempat anda bertanya, curhat dsb. Hahaha..

Bila Anda sudah sampai pada tahap ini, izinkan saya mengucapkan CONGRATULATIONS! Persiapkan keberangkatan Anda dengan baik. Bacalah dengan seksama segala dokumen dan persyaratan agar persiapannya mulus tanpa masalah. Bila Anda baru mendaftar atau baru berniat bendaftar, SEMANGAT! Tak ada salahnya mempelajari pengalaman orang lain jauh-jauh sebelumnya. Semoga tulisan-tulisan saya dapat bermanfaat.

Seperti biasa, bila Anda memiliki pertanyaan silahkan di comment! Atau message saya di Facebook? Hm, boleh juga. Silahkan klik icon FB di header blognya ya :D

Artikel selanjutnya dalam seri ‘My Fulbright Journey’ akan membahas tentang Pre-Orientation Program yang biasanya sangat dinanti-nantikan!!!


_________________________________________________________________________
Disclaimer: This blog is not an official U.S. Department of State blog, all views and information presented here regarding the Fulbright Program are the author's own and does not represent the Fulbright Program nor the U.S. Department of State.

2 comments

  1. Mba Nanda, tulisannya membantu sekali bagi kami para candidate Fulbright yg msh di Indonesia dan sedang galau luar biasa menanti letter acceptance dr university.
    Yang ingin saya tanyakan adalah, pre academic itu tiap candidate kan berbeda2, nah apakah keberangkatannya itu kita bener2 sendiri ke US nya, trs ntar disana apakah ada yang pick up kita dsb, Parno dl mba =_=

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Naura,

      Saya sangat senang kalau tulisan saya bisa membantu :) Sibukin diri aja supaya gak mikirin LoA melulu hehehe.
      Terkadang kita dapat Pre-Ac dengan sesama orang Indo. Saya memang belum sempat nulis artikel tentang yang satu itu. Nanti ya~ Tapi benar, walaupun kita dapat yang sama biasanay kita berbeda-beda berangkatnya karena sangat tergantung dengan ketersediaan tiket. Waktu itu saya sampai di Jepang sama satu kawan. Tapi abis di Jepang udah pisah.

      Gak usah takut, saya aja yang sering hilang di KOTA SENDIRI, nyampai kok. Gak nyasar ke Afrika hehe. Semua tanda arah jelas kok dan kamu gak usah takut nanya arah. Semoga jawaban saya membantu.

      Salam,
      Nanda

      Delete