Letter of Acceptance sudah di
tangan! Apa selanjutnya?
1. Administrative Procedures
Pertama-tama adalah beberapa hal
administratif universitas yang perlu Anda selesaikan. Biasanya sudah terdapat
petunjuk pada email dan LoA yang kita dapatkan mengenai apa saja yang harus
kita lakukan. Contohnya saya diminta melakukan registrasi pada laman khusus
mahasiswa ISU. Di laman tersebut yang bernama Accessplus, mahasiswa dapat
memilih kelas tiap semesternya, mengakses informasi terkait biaya-biaya yang
harus dibayar, mendaftarkan diri untuk housing on-campus dan lain-lain. Di LoA
saya sudah dicantumkan student ID dan temporary password untuk akun Accessplus
saya. Setelah membuat akun Accessplus, saya lalu membuat akun email ISU. Ini
adalah salah satu hal yang saya tunggu-tunggu, memiliki akun email mahasiswa!
2. Looking for Housing
Udah ada universitas yang
menerima kita dan pada tahap ini yang selanjutnya akan membuat kita pusing
tujuh keliling adalah housing a.k.a rumah/apartemen tempat tinggal kita selama
di US. Untuk hal yang satu ini, saya sarankan Anda meminta tolong pada
Fulbrighter yang berada di kota tujuan Anda. Mereka dapat membantu
merekomendasikan tempat. Bahkan jika Anda beruntung, mencarikan tempat tinggal
untuk Anda. Saya sangat bersyukur berkenalan dengan Fulbrighter di Ames (Kota
tujuan saya) yang sangat membantu dalam proses mencari housing. Saya awalnya
disarankan untuk mencari di craigslist. Biasanya setiap kota akan memiliki
laman craigslist sendiri. Setiap hari saya mencoba browsing rumah dan jika ada
yang cocok dengan monthly stipend saya, ada Fulbrighter di Ames yang dapat
mengecheck keadaan tempat itu untuk saya.
Selain mencari di craigslist,
saya juga meminta pertolongan Fulbrighter lainnya untuk mencarikan orang yang
menginginkan roommate. Opsi roommate ini menurut saya sangat bagus karena
akhirnya Anda bisa cost sharing sehingga budget tiap bulan untuk housing bisa
berkurang dibandingkan bila Anda tinggal sendiri. Kekurangannya adalah bisa
saja Anda tidak cocok dengan roommate. Fulbrighter yang membantu saya
mencarikan orang muslim Malaysia sehingga setidaknya kami memiliki kebiasaan
makan dan beribadah yang sama. Alhamdulillah saya akhirnya akan seapartemen
dengan tiga mahasiswa Malaysia dengan biaya housing 300 USD/bulan sudah
termasuk gas, listrik, wifi dan lain-lain. Itu termasuk murah pakai banget.
Opsi lain yang memang cukup mahal
adalah on-campus housing atau apartemen dalam kampus. Budget yang harus
dikeluarkan memang cukup besar, di Iowa State University untuk tinggal sendiri
di on-campus housing mereka, Anda harus menyediakan 800-1.000 USD per bulan
(biasanya sudah termasuk semua fasilitas). Jika Anda ingin yang lebih murah,
Anda dapat mengambil opsi apartemen yang sharing dengan satu atau lebih orang
sebagai roommate. Kelebihan dari on-campus housing adalah Anda benar-benar
dekat dengan kampus. On-campus housing juga biasanya memiliki sistem keamanan
mereka sendiri. Kekurangannya adalah selain biayanya yang cukup mahal,
on-campus housing jumlahnya sedikit sehingga Anda belum tentu mendapatkan
tempat.
Saran saya, bila kota tujuan Anda
memiliki sistem transportasi yang cukup bagus dan gratis atau setidaknya lebih
murah bagi mahasiswa, maka sebaiknya Anda mencari tempat tinggal di luar kampus
saja. Jika Anda ragu, maka jangan sungkan mencoba mencari tahu dari pengalaman
Fulbrighter lainnya.
Apabila Anda sudah mendapatkan
housing, biasanya Anda diharuskan mengirim uang deposito. Hal ini dilakukan
oleh beberapa teman saya sesama Fulbrighter. Pada kasus saya, Alhamdulillah
roommate saya bersedia menanggung depositonya terlebih dahulu sehingga saya
akan membayarnya ketika saya sudah tiba di Ames. Jika Anda bingung dengan cara
mengirimkan uang ke US, sekali lagi silahkan bertanya kepada Fulbrighter yang
sudah pernah melakukan transfer.
3. Medical Check-Up
Selagi kita mencari housing, kita
juga akan sangat disibukkan dengan medical check-up atau cek kesehatan. AMINEF
akan mengirimkan medical form yang terdiri atas berkas yang harus dilengkapi
oleh Anda sebelum melakukan cek kesehatan serta berkas yang harus dilengkapi
oleh dokter. Bacalah baik-baik email yang menjelaskan tentang tata cara
pengisian dan kriteria tes kesehetan yang dibutuhkan untuk memenuhi syarat yang
ditentukan pemerintah US. Hal ini sangat penting karena medical form ini akan
digunakan untuk mengeluarkan DS-2019 atau dokumen izin tinggal Anda di US.
Tanpa dokumen DS-2019 berarti Visa tidak dapat dikeluarkan. Tidak lengkapnya
medical form atau adanya kesalahan pengisian juga akan memperlambat diprosesnya
DS-2019 Anda. Jika ragu-ragu dalam pengisian, jangan sungkan-sungkan untuk
menghubungi AMINEF.
Ketika saya mengurus medical form
ini, yang menjadi kendala bagi saya adalah melengkapi persyaratan vaksinasinya.
Saya tinggal di dekat Makassar dan tidak semua vaksin tersedia di satu tempat.
Sebagian besar vaksin saya dapatkan di Kantor Kesehatan Pelabuhan di Bandara
Internasional Sultan Hasanuddin (Vaksin MMR, Influenza dan Meningitis). Saya
mendapatkan vaksin DPT-HB di Poli Ibu dan Anak RS Wahidin. Untuk vaksin
tertentu seperti MMR, saya perlu mendapatkan 2 dosis dengan jarak dosis kedua
minimal 28 hari dari suntikan pertama. Sayangnya, karena jumlah vaksin yang
cukup sedikit, saya kehabisan MMR untuk suntikan kedua. What did I do? Demi
melengkapi medical form saya ke Jakarta untuk divaksin di InHarmony Clinic.
Untunglah saya masih sempat mendapatkan satu dosis vaksin. Ternyata waktu itu
stok vaksin MMR memang lagi habis di Indonesia dan hanya sedikit RS dan klinik
yang memilikinya.
Selain vaksin, yang lainnya
berjalan dengan lancar. Satu tips bagi saya adalah Anda perlu mempersiapkan
budget untuk medical check-up karena biayanya tidak ditanggung oleh AMINEF
(Dengar-dengar untuk yang ikut program CCIP ditanggung). Waktu itu saya
menghabiskan kurang lebih 2,5 juta untuk semua vaksin dan cek kesehatan lengkap
(tidak menghitung uang pesawat PP saya waktu ke Jakarta).
Selain persyaratan kesehatan
untuk mendapatkan DS-2019, Universitas juga akan menetapkan persyaratan
kesehatan tertentu. Merupakan kewajiban Anda juga sebagai Fulbright grantee
untuk melengkapi persyaratan universitas tersebut. Untuk mengetahui persyaratan kesehatan yang dibutuhkan, silahkan membuka website universitas. Biasanya ada
website khusus klinik kampus. Di Iowa State University sendiri semua
persyaratannya hampir sama dengan persyaratan kesehatan Fulbrihgt, kecuali
adanya tambahan vaksin MMR. Teman saya yang akan berkuliah di universitas lain
bahkan ada yang perlu vaksin Hepatitis, Rabies, Varicella dll. Untuk itu
bacalah baik-baik persyaratan universitas Anda. Oh ya, jangan lupa untuk
membaca persyaratan khusus mahasiswa asing ya, karena persyaratan untuk
mahasiswa US akan berbeda dengan kita yang mahasiswa asing.
4. Terms of Appointment
Pre-Academic/Gateway dan Terms of Appointment Fulbright
Dokumen Terms of Appointment adalah
kontrak yang perlu Anda tanda tangani sebagai penerima beasiswa Fulbright.
Nanti Anda akan menerima dua macam ToA. Yang pertama adalah ToA Pre-Academic
atau Gateway. Tetapi sebelum itu, apakah yang dimaksud dengan
Pre-Academic/Gateway? Untuk Pre-Academic, ini semacam ‘les/bimbingan’ sebelum
masuk ke perkuliahan yang sebenarnya. Yang diajarkan adalah skill dalam bahasa
Inggris seperti writing dan lain sebagainya. Biasanya yang ikut Pre-Academic
adalah mereka yang dianggap membutuhkan bantuan untuk menambah kemampuan bahasa
Inggrisnya. Durasi waktu Pre-Academic tergantung dengan tingkat kemampuan
bahasa Inggris Fulbrighter. Kira-kira antara 2 minggu-8 minggu lamanya. Nah,
bagi mereka yang dirasa bahasa Inggrisnya sudah cukup memenuhi syarat
universitas tujuannya, ia akan diminta mengikuti Gateway yaitu semacam program
orientasi yang berlangsung 3-4 hari. Cukup singkat dan biasanya lebih banyak
jalan. Hehehe... Untuk kedua kegiatan ini akan dilangsungkan di universitas
yang berbeda dengan universitas tujuan. Misalnya saya, kebetulan saya
mendapatkan Gateway di Indiana University – Bloomington sehingga saya ke IUB
dulu sebelum ke Ames tempat universitas tujuan saya yaitu Iowa State
University. Lumayan kan jalan-jalan ke state lain dulu :D
ToA yang kedua adalah dokumen
yang menjelaskan tentang berbagai hal yang berkaitan tentang status, hak dan
kewajiban, serta contact person Anda sebagai Fulbrighter di US. Silahkan
pelajari dokumen ini dengan seksama, jangan langsung main tanda tangan saja.
Hehehehe... Bila ada yang kurang jelas atau janggal, silahkan tanyakan langsung
kepada Staf AMINEF. JANGAN menghubungi contact person yang tertera di ToA Anda
untuk bertanya mengenai ToA tersebut. Bila Anda masih berada di Indonesia, maka
AMINEF masih menjadi tempat anda bertanya, curhat dsb. Hahaha..
Bila Anda sudah sampai pada tahap
ini, izinkan saya mengucapkan CONGRATULATIONS! Persiapkan keberangkatan Anda dengan
baik. Bacalah dengan seksama segala dokumen dan persyaratan agar persiapannya
mulus tanpa masalah. Bila Anda baru mendaftar atau baru berniat bendaftar,
SEMANGAT! Tak ada salahnya mempelajari pengalaman orang lain jauh-jauh sebelumnya. Semoga
tulisan-tulisan saya dapat bermanfaat.
Seperti biasa, bila Anda memiliki
pertanyaan silahkan di comment! Atau message saya di Facebook? Hm, boleh juga.
Silahkan klik icon FB di header blognya ya :D
Artikel selanjutnya dalam seri ‘My
Fulbright Journey’ akan membahas tentang Pre-Orientation Program yang biasanya
sangat dinanti-nantikan!!!
_________________________________________________________________________
Disclaimer: This blog is not an official U.S. Department of State blog, all views and information presented here regarding the Fulbright Program are the author's own and does not represent the Fulbright Program nor the U.S. Department of State.
Mba Nanda, tulisannya membantu sekali bagi kami para candidate Fulbright yg msh di Indonesia dan sedang galau luar biasa menanti letter acceptance dr university.
ReplyDeleteYang ingin saya tanyakan adalah, pre academic itu tiap candidate kan berbeda2, nah apakah keberangkatannya itu kita bener2 sendiri ke US nya, trs ntar disana apakah ada yang pick up kita dsb, Parno dl mba =_=
Dear Naura,
DeleteSaya sangat senang kalau tulisan saya bisa membantu :) Sibukin diri aja supaya gak mikirin LoA melulu hehehe.
Terkadang kita dapat Pre-Ac dengan sesama orang Indo. Saya memang belum sempat nulis artikel tentang yang satu itu. Nanti ya~ Tapi benar, walaupun kita dapat yang sama biasanay kita berbeda-beda berangkatnya karena sangat tergantung dengan ketersediaan tiket. Waktu itu saya sampai di Jepang sama satu kawan. Tapi abis di Jepang udah pisah.
Gak usah takut, saya aja yang sering hilang di KOTA SENDIRI, nyampai kok. Gak nyasar ke Afrika hehe. Semua tanda arah jelas kok dan kamu gak usah takut nanya arah. Semoga jawaban saya membantu.
Salam,
Nanda